Panca indera merupakan instrumen penting bagi manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Namun antara satu indera
dengan indera yang lainnya terdapat perbedaan, ditinjau dari sisi mana
yang terpenting bagi manusia dalam interaksinya. Ketika salah satu
alat indera hilang, maka terdapat dua kemungkinan.
Pertama, pengaruhnya selain terkait dengan fungsi indera yang hilang
tersebut, juga mempunyai pengaruh terhadap fungsi indera yang lainnya.
Yang kedua, pengaruhnya hanya terkait dengan fungsi indera yang hilang
tersebut dan tidak berpengaruh terhadap fungsi indera yang lainnya.
Panca indera manusia, sebagaimana yang kita ketahui meliputi lima
indera, yaitu, penglihatan, pendengaran, penciuaman, peraba dan
perasa. Untuk masing-masing indera terdapat sel-sel indera khusus yang
bertanggungjawab untuk mengantarkan pengaruh yang datang dari luar
tubuh ke pusat syarat yang terdapat di otak—melalui sel-sel
perantara—sehingga pengaruh yang datang itu bisa cepat direspon.
Kelima indera yang dimiliki manusia ini harus bekerja secara padu
dalam menjalankan fungsinya masing-masing sehingga manfaat dari panca
indera ini bisa dicapai secara sempurna. Dan jika salah satu dari
kelima indera ini kehilangan fungsinya, maka kesempurnaan indera ini
tidak dapat dicapai.
Ciri yang menandakan bahwa suatu alat indera tidak bisa berfungsi
secara sempurna, dapat diketahui secara langsung dengan memerhatikan
tingkat kecepatan respon yang diberikan otak atas pengaruh yang sampai
kepadanya. Kelambatan respon ini, terkadang bisa membawa akibat yang
bisa membahayakan manusia.
Dalam kasus tertentu yang terjadi pada belbagai jenis makhluk hidup,
disfungsi yang terjadi pada alat indranya, bisa mengakibatkan makhluk
tersebut 'tertidur' dalam hitungan waktu yang bisa mencapai 100 tahun,
sebagaimana yang terjadi pada serangga. Dan juga bisa menimpa manusia,
cuma dalam hitungan waktu yang lebih sedikit. Yaitu yang disebut
dengan 'tidur' (naum).
Berkaitan dengan fenomena 'tidur', beberapa ilmuwan telah melakukan
penelitian guna memahami mekanisme dan pengaruh alat indera yang
dimilikinya terhadap aktifitas 'istirahat' ini.
Salah satu kesimpulan dari penelitan-penelitian itu menyatakan bahwa
indera pendengaran memiliki pengaruh yang besar, kaitannya dengan
aktifitas tidur berbagai makhluk hidup. Yang kami maksud dengan indera
pendengaran ini, adalah bagian organ tubuh yang berinteraksi dengan
bunyi-bunyian dan suara yang berfungsi untuk merubah suara-suara
tersebut menjadi getaran listrik yang dapat direspon oleh pusat syaraf
pendengaran yang terdapat di otak.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan juga, bahwa aktifitas tidur
sulit dilakukan, jika alat indera pendengaran yang dimiliki makhluk
hidup tersebut masih aktif dalam menerima dan mengantarkan sinyal
suara yang diterimanya serta dalam meresponnya. Adapun jika kedua
fungsi atau salah satunya menurun, maka aktifitas tidur, relatif mudah
dilakukan.
Kesimpulan ini tidak bertentangan dengan fungsi indera pendengaran
yang dimiliki sebagian makhluk yang tidak tahan terhadap sinar (Allaa
Dhou-iyyah) dan mempunyai kebiasaan untuk hidup dalam kegelapan.
Karena pada dasarnya, aktifitas 'tidur' jenis makhluk ini, sama dengan
tidurnya jenis makhluk lainnya (adh-Dou-iyyah), meskipun berbeda dalam
mekanismenya dan dalam fungsi pengantaran sinyal suara dan responnya.
Pada sebagian makhluk hidup, indera pendengaran ini merupakan alat
indera terpenting dalam dinamika kehidupannya, yang dengannya ia dapat
cepat merespon setiap pengaruh yang datang dari luar tubuhnya sesuai
lingkungannya masing-masing. Dengan perbedaan tertentu antara satu
jenis makhluk dengan jenis makhluk lainnya dan antara makhluk sejenis.
Selanjutnya, jika kita telah mengetahui peranan penting yang dimiliki
oleh indera pendengaran ini dan pengaruhnya terhadap aktifitas
'tidur', sesuai dengan hasil penelitian di bidang anatomi tubuh dan
fungsinya, maka kita dapatkan Alquran, sejak 14 abad yang lalu telah
memberikan petunjuknya, berkaitan dengan hal ini, yaitu pada surah
Al-Kahfi ayat 11. Allah SWT berfirman: "Maka Kami tutup telinga mereka
beberapa tahun dalam gua itu."
Ayat di atas memberikan isyarat akan peranan penting yang dimainkan
oleh indera pendengaran, kaitannya dengan aktifitas tidur. Bahkan jika
kita mau memerhatikan maksud ayat ini lebih jauh lagi, kita akan
mendapatkan bahwa ayat di atas, memberi petunjuk tentang teknik
membuat manusia kehilangan kesadarannya akan lingkungan yang
mengelilinginya, yaitu dengan melakukan isolasi pada bagian tengah
telinganya. Hal ini sebagaimana dalam pilihan kata pada ayat diatas
yang menggunakan kata 'ala aadzaanihim', tidak dengan menggunakan kata
'fii aadzaanihim'.
No comments:
Post a Comment